Friday, February 11, 2011

The real of life (khayalan dan kenyataan bercampur jadi satu)


Aku adalah korban dari perasaan yang terlalu dalam .korban dari pengharapan yang terlalu tinggi. Korban dari segala pengorbanan yang aku lakukan untuk memanjakan orang yang aku pikir mencintaiku. Dan pada akhirnya bagiku cinta hanya menjadi infatuation. Angan-angan semu belaka.
Cinta tidak lebih dari angan-angan semu yang menghambat kita untuk berfikir jernih. Akhirnya, perasan itu hanya akan berujung menjadi sebuah rasa pilu yang tak terobati.
Padahal, jika aku tidak pernah mengalaminya, hidupku akan baik-baik saja. Andai aku tidak pernah bertemu rio, dan aku tidak perlu jatuh hati padanya.
Then will be no need for all this.. pain.

Aku tidak dapat lagi merasakan apapun ketika mendapatkan sentuhan, senyuman bahkan ketika laki-laki tampan itu menciumku. Sentuhan magis romantisme disaat berdua dengannya tidak lagi mampu membuat darahku berdesir setiap aku berada disisi nya.  Setiap waktu yang terlewat tidak lebih dari sekedar ruang kosong yang berputar tanpa sedikitpun percikan rasa sayang.
Namun, aku sadar aku hidup di atas panggung sandiwara besar saat semua orang adalah pemain. Aku adalah pemain handal yang sedang melaksanakan peranku dengan baik, namun tetap saja semua itu hanya sandiwara karena aku menyimpan hasrat lain. Aku menyimpan luka. Aku menginginkan orang lain. Aku mencintai orang lain.

Selalu ada perubahan dalam hidupku. di usiaku yang tidak belasan lagi, ya tahun ini usiaku genap 22. Sejak  4 tahun lalu, ketika rio meninggalkanku. Pikiranku tentang cinta berubah, ya cinta hanya sebuah perasaan semu yang semua orang dapat merasakan nya. Namun pada kenyataanya cinta itu akan pergi dan berganti oleh cinta yang lain. Dengan waktu kondisi dan tempat yang berbeda.
Disinilah letak ironisnya. Kepercayaanku dan kedalaman perasaanku menyusuri cinta lah yang salah. Di umurku yang saat itu masih belasan tidak seharusnya aku menganggap serius suatu hubungan. Dan pada akhirnya aku hanya akan terbelenggu oleh ketakutanku akan sakit hati. Aku hanya menunggu cinta datang dan pergi kemudian datang lagi dengan cinta yang baru. Seperti itulah kehidupanku yang berjalan selama 4 tahun ini.

Rambutku panjang lurusku aku pangkas hingga sepanjang bahu dan aku buat ikal seperti milik anne Hathaway dalam film love and other drugs. Dengan terusan merah satin yang aku kenakan beserta hells merah senada membuat penampilanku terlihat sempurna malam ini.
Aku menghadiri acara peluncuran produk terbaru dari perusaahn tempat aku bekerja sekarang. Aku melihat sesosok pria tampan di depanku yang sedang berkcengkrama dengan atasan-atasanku.
Aku yakin, dia adalah salah satu investor perusahaan tempat aku bekerja. Bola matanya yang coklat bening membawa kenyamanan sendiri ketika aku mengawasi setiap tatapanya ketika ia berbicara. Ya, aku mengawasinya. Aku memang seorang wanita yang dengan mudah menyukai lawan jenisku. Selama 4 tahun ini banyak sekali laki-laki yang ada dalam kehidupanku. Dan mereka semua hanya menjadi goresan-goresan tak bermakna dalam kehidupanku. Mereka hanya menjadi penyemangat dan pendukungku dalam menjalani karirku di dunia ke PR an.
Bola mata itu menatapku. Tatapan yang begitu menggoda. Ahh, aku sudah lelah bermain-main. Dan aku tak memperdulikan itu. aku sudah tidak mau lagi berpura-pura.
Ohh damn! Dia menghampiriku. Aku langsung mengambil satu gelas sampanye kemudian dengan cepat aku meminumnya.
“haus?” tanyanya
Ak masih melongo, oh apa dia berbicara kepadaku. Pikirku dalam hati
“hey, kamu mendengarku?” ia kembali bertanya
“ohh, hmm, aku?” kataku sambil menunjukan diriku pertanda meyakinkannya apa aku yang ia ajak bicara.
“iya, kamu”
“ohh, ga kok ak Cuma suka aja sama minumanya” jawabku seadanya. Aku yakin wajahku sudah tak karuan dibuatnya.
“oliver” dia mengajaku berjabat tangan
“ohh, rere” jawabku sambil menjabat tanganya.
Telephone genggamnya berbunyi dan oliver mengangkatnya. Tak lama kemudia setelah ia mengangkat panggilan itu ia pergi.
“ok, nice too meet you re.. that’s my number. Call me later. Im waiting for this. See you. bye” ia memberiku nomor telefonya dan kemudian pergi. aku hanya terkejut dan tersenyum malu melihat tingkahnya.

Aku membolak-balikan badan berharap aku terlelap cepat. Aku capek sekali malam ini. namun sepertinya aku terkena insomnia. Damn. Bukan insomnia, aku tidak henti-hentinya mengingat kejadian tadi. Wajahnya memenuhi seluruh otak ku. Oh God. Apalagi ini??!!!
Aku merogoh tas ku dan mengambil satu kertas berisikan no telepon yang oliver beri padaku. Aku mengirimnya satu pesan singkat “hey oliver, nice to meet you too. Rere”
Pesan terkirim dan belum juga ada balasan dan seketika aku terlelap.

Matahari menerobos kedalam jendelaku. Hembusan anginya pun ikut msuk kedalam lubang kecil di jendelaku membuat pagi ini terasa begitu cerah.
Aku mengambil ponselku, dan tidak juga ada balasan dari oliver. Yah, sudahlah aku pun tak berharap banyak.
Hari ini sabtu dan aku tidak memiliki kegiatan ataupun janji bertemu dengan orang terdekatku. Aku hanya akan membaca novel yang aku beli lusa kemarin yang belum aku sentuh sama sekali. Tiba-tiba ponselku bordering. Oliver!!!!!
“halo,” kataku
“hey, sorry semalem gue capek banget. so, sms lo belum gue baca. Baru pagi ini gue baca” katanya dengan suara yang dapat membuat aku salah tingkah
“oh never mind. Gue juga ketiduran setelah sms lo” kataku sok jual mahal
“bisa ketemu sore ini?” katanya membuat jantungku berdegup makin kencang
“hmm, oke, nanti gue kabarin lo lagi deh bisa apa gak nya. Oke.” Aku masih jual mahal. Oh no, aku sangat menginginkan pertemuan ini.
“oke. Gue tunggu. Bye” dia menutup teleponya
Aku tersenyum sendiri seharian ini. dan sorenya aku memberi kabar pada oliver bahwa aku mengiyakan ajakanya keluar malam ini.

Entah dari mana semuanya berjalan. Aku sudah bersama oliver 6 bulan ini. aku merasa nyaman walaupun tidak ada ikatan apa-apa diantara kita berdua namun kita berdua saling mencintai. Aku pun tak ingin diirepotkan oleh sebuah ikatan. Yang penting aku mencintainya dan ia mencintaiku. Itu saja.
Oliver telah membuat aku kembali merasakan lagi detak jantungku berdegup makin kencang ketika aku berada di peluknya, dan aku merasakan lagi desir darahku yang makin cepat mengalir ketika ia menyentuhku. Ohhh God, aku hanya ingin dia. tak ada lagi yang sesempurna ini. dia selalu memberikan senyum terindah yang ia punya dan itu adalah hal paling berharga untuku.
Ketika itu ia berkata padaku bahwa ia akan pergi ke London selama 2 minggu untuk masalah pekerjaan. Aku tidak memperdulikan ia di London atau di kutub utara sekalipun. Yang terpenting ia masih mencintaiku walaupun ia berada sangat-sangat jauh dariku, karena aku yakin ia akan kembali padaku. Karena ia akan selalu mencintaiku.
Hari itu senin, 3 januari 2010
Aku mengantarnya sampai bandara. Sebelum ia pergi ia mengajaku ke satu sudut di pojokan bandara dan ia mengatakan sesuatu.
“will you marrie me?” ia berkata sembari menunjukan cincin kepadaku. Aku tau ia berharap aku mau menggunakanya.dan aku terkejut dengan ini semua.
“aku mencintaimu, tentu saja aku mau” aku spontan memeluknya dan air mata pun menetes dipipiku dan membasahi kemeja biru nya yang harum Benetton. ini tangisan bahagia. Bukan tangisan karena patah hati seperti dengan Rio dulu. Aku sungguh-sungguh bahagia.
Oliver meyelipkan cincin di jari manisku. Dan ia mencium lembut keningku. Ohh, apa ada yang lebih indah dari ini. kumohon jangan pernah ada yang mengelak. Ini hal yang terindah yang terjadi dalam hidupku.
Jam sudah menunjukan waktu oliver terbang ke London. Dan aku membiarkan ia pergi, aku sangat menunggu kembali kehadiranya disini. Untuk memintaku kepada kedua orangtuaku.
“sepulang dari London, aku akan melamarmu sayang, kita persiapkan semuanya setelah pekerjaanku di London selesai” katanya dengan menatapku lembut dan aku melihat kesungguhan di bola matanya yang berwarna kecoklatan.
Aku memeluknya lagi dan aku mengatakan bahwa aku begitu bahagia dan aku begitu mencintainya.
Oliver menjauh dariku hinggga akhirnya tak terihat lagi punggungnya yang lebar dan kuat. Ia terbang ke London. Dan ia akan kembali. Aku menunggunya. Aku menunggu untuk mempersiapkan semua kebutuhan pernikahan kami. Aku sangat bahagia. Aku berjalan pulang dengan tersenyum-senyum sendiri.

Duarrrrrr!!!!!!!!
Suara hebat mengguncangkan bandara siang itu. aku terkejut.
“Ohh tidak suara apa itu. itu pesawat yang ditumpangi oliver menuju London!!!! Ohh tidaaaaaaaaakkk!!! Tidaaakkkkk mungkinn!!!!!!!!!!!!” jeritku histeris sambil berlari menuju suara yang begitu keras itu.
Benar, itu pesawat yang ditumpangi oliver. Pesawat itu gagal landing karena kesalahan teknis. Semua orang menjerit histeris. Ramai. Sesak. Semuanya hendak melihat ke arah suara meledak.
Aku terdiam, berdiri. Melihat sekelilingku. Yang begitu kacau, ramai, namun tiba-tiba semuanya terasa hening. Aku tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Urat syarafku seakan tak lagi bisa menggerakan tubuhku. Aku lemas, aku sesak. Seakan tidak bisa lagi aku bernafas. Aku limbung. Aku jatuh di tengah-tengah keramaian bandara. Air mataku menetes dan tangisku pecah sejadi-jadinya. Aku mendengar bahwa semua penumpang beserta pilot dan pramugari tewas akibat insiden itu.
Dan kemudian semuanya gelap.

‘waktu’ adalah salah satu unsur yang diciptakan oleh Tuhan sebagai penanda kehidupan manusia. Mau tau seberapa lama dalam satuan ‘waktu’ yang di butuhkan Tuhan untuk memutarbalikan nasib manusia?
Satu detik.
Hanya satu detik yang Ia butuhkan untuk mengubah kebahagiaanku menjadi kesedihan.
Itulah yang terjadi padaku.aku baru saja menikmati saat terindah dalam hidupku. oliver melamarku dan akan menikahi ku setelah ia pulang dari London. Ia berjanji ia akan kembali. Namun, sedetik kemudian semua senyum dan bahagia musnah begitu saja.
Pesawat gagal landing dan jatuh membuat semua penumpang, pilot beserta pramugari tewas. Salah satu penumpang itu adalah oliver. Laki-laki yang memberiku cincin sebelum ia pergi pertanda ia akan menikahiku setelah ia kembali. Ia adalah calon suamiku.namun semua nya berakhir tragis.

karena setiap cinta menuliskan cerita


Apa ada yang salah denganku? Sepertinya lagi-lagi aku bercerita tentang pahitnya kisah percintaan. Apa mungkin khayalanku, imajinasiku tentang kata cinta itu selalu menderita?
aku begitu terpesona hingga tanpa sadar mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sehingga lupa akan kemampuanku sendiri. aku bahkan mengabaikan suara lirih dari dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai??

Bukan hal yang salah memiliki mimpi
Bukan hal yang salah memiliki tujuan
Tujuan seperti sinar
Kesanalah kita berlari
Dan untuk itulah kita hidup
Tapi, terkadang sinarnya begitu menyilaukan
Membuat kita sulit melihat
Sehingga tiba suatu saat kita harus sejenak berhenti
Untuk menyadari sinar yang ada dalam diri kita sendiri

Mengapa aku menjadi sebegitu tak percaya akan kemampuanku sendiri
Malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya
Mati-matian menjadi apa yang menjadi indah untuknya
Terkadang aku pun ikut terhipnotis akan ucapanya
Hingga akan kulakukan apapun agar hati yang beku itu mencair

Mencari jawaban untuk sepotong rindu


Jkt, febuari 2011
 
Dear seseorang yang tidak perlu kusebut namanya..
Kemarin kau datang tanpa pernah berkata kau akan pergi
Wangimu masih kucium hingga pagi ini ku membuka mata
Tidak pernah terhenti aku untuk melupakanmu
Namun kenyataan membuatku lari kalang kabut
Kemarin kau bilang mencintaiku, tak ada yang lain hanya aku
Namun sepertinya hanya angin surga yang kau bawa
Agar aku tidak menangis
Yang pada kenyataanya kau akan benar-benar pergi
Karena sepertinya aku tidak lagi kau cintai
Karena sepertinya sudah ada yang bisa menggantikan aku
Dear seseorang yang tidak perlu kusebut namanya..
Ini bukan kali pertama aku ditinggalkan
Dan ini bukan kali pertama aku mendengar kata-kata manis dari seorang adam
Aku mengerti akan resahmu
Aku mengerti akan kebingungan dalam langkahmu
Mungkin kau muak dengan aku
Mungkin kau bosan dengan hadirku
Dan ketika aku pergi,
Akankah kepergianku akan menjadi indah untukmu?
Namun jujur, aku sangat-sangat merindukanmu.

Thursday, February 10, 2011

hanya ingin memberitahu (curhat sahabat)

masih ada yang tidak diketahui oleh dunia. Aku, Tuhan dan sahabatku saja yang mengetahuinya.
Sekarang tak ada lagi alasan aku tidak memberitahumu. Dan hanya disinilah aku dapat bercerita.
Dan mengapa dulu aku tidak pernah bercerita padamu??
Karena Saat itu aku hanya tidak ingin membuat satu lagi beban dalam dunia mu, sesungguhnya aku hanya menginginkan satu kesempurnaan dalam hidupmu.

Tau kah, bahwa saat itu. saat dimana mungkin kau merasa bahwa aku menghancurkan seluruh hidupmu, saat dimana mungkin kau merasa aku memutar balikan kan dunia mu.
Entah mengapa waktu, situasi dan kondisinya begitu mirip ketika kau bercerita apa yang terjadi padamu. Aku tau kamu begitu marah padaku karena sesuatu yang telah terjadi dalam duniamu.
Harus kau ketahui, apa yang terjadi padamu terjadi juga padaku. Waktunyapun hanya selang beberapa hari. namun, aku tidak pernah memberitahu atau bercerita tentang apapun yang terjadi padaku. Yang kamu ketahui mungkin hanya sebuah sakit hati pada diriku karena kamu meninggalkanku.

Tau kah kamu, bahwa aku menjadi bulan-bulanan amarah orangtuaku karena aku yang terlalu membelamu?
Tau kah kamu, aku merendahkan diriku untuk dapat membenarkan kamu di mata kedua orangtuaku?
Tau kah kamu, aku hampir dikeluarkan dari kampusku karena aku tidak mengikuti ujian akhir?
Tau kah kamu, aku dijauhi teman-temanku karena mereka menganggapku bodoh karena telah dibutakan oleh cinta?
 Ini bukan sekedar cinta. Ini tentang sebuah rasa sayang.
Karena sesunggunya saat itu aku telah kau hempaskan. Dan aku bukan siapa-siapa lagi dalam duniamu. Namun, tak ada sedikitpun kebencian untukmu. Tak ada sedikitpun aku menghujatmu. Aku selalu mengelak tentang apa yang mereka bicarakan padaku. Mereka bilang kamu jahat padaku. Dan aku selalu berkata “bukan, akulah yang jahat ”
Mereka berkata, “liat keadaan lo sekarang dan lo masih bisa bilang dia baik?”,
“YA, DIA BAIK. INI SEMUA MUTLAK KESALAHAN GUE. DAN SEMUA YANG TERJADI BUKAN SALAH DIA. GUE YANG SALAH”.
Entah mengapa urat syarafku menegang ketika mereka menyalahkan kamu. Ada perasaan marah. Aku tidak habis fikir, masih saja aku meninggikanmu. Padahal aku pun sedang terjatuh.
Apapun aku lakukan untuk dapat membenarkanmu.

Cinta, inilah yang telah membuat semuanya berantakan. Ini yang membuat semua terjadi padaku. Bukan kamu. Tapi cinta. Marahlah kalian pada cinta. Namun sayangnya mereka tidak juga mengerti. Mereka juga tidak mau tau. Mereka seolah hanya memberi dua pilihan padaku. Kamu atau aku yang salah. Dan aku selalu menjawab “AKU”.

Dan untuk memperkuat pernyataanku, untuk memperlihatkan bahwa sesungguhnya aku lah yang bersalah, aku selalu mengganti sosok lelaki dalam hidupku. semua aku jalani. Walau dengan kepura-puraan.  Dan Kedekatanku dengan banyak laki-laki dapat membuat mereka diam. Dapat membuat mereka berhenti menyalahkanmu. Dan pernyataan lagi terbentuk,
“ohh pantas saja”
Namun setelah aku yang akhirnya disalahkan, ada perasaan ingin mengutuk diriku sendiri. mengapa aku sebegitu teganya pada namaku sendiri. mengapa aku sedemikian jahatnya pada diriku sendiri. aku tidak dapat lagi merubah pernyataan itu, kecuali aku membenarkan bahwa kamu lah yang bersalah. Menurutmu, mungkin kah aku berbuat seperti itu?? tidak akan.
Dan egoisnya dunia, karena mereka tidak menerima satu  hal lain. Selain aku atau kamu.

Hanya disini aku dapat bercerita.
Bukan aku atau kamu yang salah. Cinta yang patut dipersalahkan.
Tapi, aku tau. Dunia tidak akan menerima pernyataan itu. maka dari itu aku menulis. Karena disinilah tempat yang tidak akan ada yang pernah menolak ceritaku. Menolak pernyataanku.
coba dunia dapat sebentar saja menggantikan posisiku saat itu. aku yakin mereka pun akan menganggap mereka egois. Karena hanya memberiku 2 pilihan. Aku atau kamu. Padahal ditengah-tengah kita berdua ada satu hal yang sepertinya terlalu jahat untuk aku dan kamu jika dia tidak dilibatkan. Cinta. Dialah hal yang dengan lenggang dapat bebas dari semua dakwaan.
Adil kah ini????







Friday, February 4, 2011

untuk seseorang yang pernah ada

Jkt, Febuari 2011

aku tetatp disini, mengawasi setiap gerak langkahmu. mengawasi setiap kata yang terucap di bibirmu. walaupun itu bukan untuk ku.
aku tau, aku hanya sepenggal kisah masa lalu yang ada dalam hidupmu. tak ada yang istimewa dari seorang aku. mungkin kisahnya pun tak ingin kau ceritakan atau sekedar kau ingat.
namun aku masih tetap disini. tidak ada satupun yang aku buang dan hempaskan. semuanya masih tesimpan. disini, di dalam sini. di dasar hati ini.
masih ingatkah kau dengan bola kristal yang dapat beputar dan mengalunkan satu alunan musik klasik kita? ingatkah ketika pertengkaran hadir dan membuatku menangis, seketika itu kau memeluku. dan alunan musik itu terdengar lembut di celah pelukan hangatmu.
aku tidak pernah menolak bayanganmu datang. setidaknya itu dapat mengurangi hausnya aku pada dirimu. dapat mngurangi rindunya aku akan senyummu.
aku menulis ini karena sesungguhnya itulah yang aku rasakan. sesungguhnya walau kau telah pergi jauh, namun bayangmu masih menemani setiap jengkal langkahku.
tak perduli lagi sesakit apa aku, ketika aku mengingatmu. namun kesakitan itu memberikan kesenangan sendiri.
tak perduli sebanyak apa air bening ini akan terus mengalir.
aku masih merasa kau ada disini bersamaku. 
aku masih ingat ketika malam itu. mengalir begitu saja. hal yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.
aku merindukanmu.
maaf jika aku lancang, karena masih saja mengungkit masa yang lalu.



with love,

Shelly Marchelia