Sunday, August 8, 2010

aku sudah melupakan

malam ini, entah malam keberapa aku hidup tanpa hadirnya. Tanpa senyumnya.
Aku fikir aku tidak akan bertahan, tidak akan sanggup dan tidak akan bisa melupakan dirinya ataupun sekedar melupakan bayangnya. Tapi mungkin kalimat itu terlalu berlebihan, aku hanya berfikiran satu hari itu. Hari dimana dia meminta aku melupakanya. Setelahnya, ternyata aku mulai bisa hidup tanpanya. Tidak lagi memikirkan dirinya, tidak lagi dikejar bayang-bayangnya. Rasanya lebih tenang. Benar dengan apa yang dikatakanya, bahwa hidupku dan dia akan lebih baik jika tidak berdampingan. Tidak akan ada lagi tenaga, waktu dan materi yang terbuang. Semuanya menjadi lebih baik, menjadi lebih indah.
aku percaya, Tuhan tidak akan memberikan masalah yang hambanya tidak dapat menjalaninya. Seperti itupun aku, jika Tuhan sudah memberi aku masalah dan kondisi seperti ini berarti aku pasti bisa melaluinya. Dan terjawab memang aku bisa.
Semuanya hanya tinggal kenangan, sama seperti laki-laki lain yang pernah menjadi kekasihku sebelumnya. Menjadi belahan jiwaku. Ah, ternyata aku punya banyak sekali jiwa cadangan. Ahahaha. Semua nya aku anggap belahan jiwa. 
Aku tidak menyimpan benci sedikitpun, tidak ada. Dengan aku merasakan seperti ini tidak lantas membuatku menjadi wanita yang phobia laki-laki. Tidak ada di kamus hidupku seperti itu. Aku anggap ini penebusan dari dosa-dosaku yang dulu pernah berlaku seperti ini juga.
Aku tidak berniat mencari penggantinya. ‘tidak untuk saat ini” 
Aku memang dekat dengan banyak laki-laki namun aku bukan seorang playgirl. Dan aku juga bukan ingin mencari pelampiasan. Aku hanya ingin mencari satu saja yang akan dapat menjadi nafasku.