Wednesday, August 4, 2010

kesetiaan, sakit hati dan pilihan

Setiap pria dan wanita yang baik adalah mereka yang setia. Karena mereka yang setia adalah mereka yang memiliki ketulusan, mereka yang peduli, mereka yang rela berkorban, mereka yang bertanggung jawab. Semuanya dikemas sedemikian rupa karena satu rasa yang begitu dalam. Cinta. Itulah mereka yang benar-benar mencintai. Satu rasa ketakutan, takut kehilangan.
Namun tak banyak dari kita yang bangga akan perselingkuhan. Bangga jika membagi hati. Itu bukan cinta, melainkan hanya ego. Rasa ingin diperhatikan, rasa ingin dianggap. Ya, hebat memang. Tak ada sakit hati, namun menyakiti. Bukankah kita sebagai makhluk beragama diharamkan untuk menyakiti? Tapi sayangnya itu tidak menyentuh hati. Yang terpenting adalah membahagiakan diri sendiri. Benar bukan?
Cinta kadang membuat orang lupa daratan. Lupa akan jati dirinya. Dan ketika sakit hati tercipta, kembalilah ia pada tempat awal ia berada dengan sejuta makian dari dalam dirinya sendiri. Manusia memang diciptakan dengan sebegitu sempurnanya, sehingga kadang kesempurnaan itu dapat membuat kita terperosok jauh dalam kesalahan. Manusia memiliki akal, namun kadang akal tidak pernah dibarengi dengan hati. Disini, hati memiliki peran penting dalam perjalanan hidup manusia, namun apa kabarnya jika hati sudah tersakiti??.
Banyak orang yang mengobati hatinya dengan melampiaskannya pada orang lain, menitipkan sakit hatinya pada orang lain dengan cara menyakiti orang lain. Berpura-pura mencintai, untuk dapat melupakan itu salah satu yang populer dilakukan. Namun, sejauh yang aku tau dengan kesendirian kita bisa melupakan sakit. Pelan tapi pasti. Tanpa harus menyakiti perasaan orang lain yang sudah menaruh harap. Bukankah itu lebih baik??

NB : “hidup itu pilihan, pilihlah jalan yang terbaik untu dilewati, karena yang terbaik hanya kita yang tau”